Ilustrasi Foto : kompas.com
Rancah.com – Dulu sempat dipuji lantaran berhasil dalam penanganan pandemi Covid-19 dan sempat ada yang masuk peringkat terbaik dunia, kini sembilan negara di kawasan Asia Pasifik mengaku kewalahan menghadapi penyebaran Covid-19. Diketahui, kesembilan negara yang dipuji itu di antaranya seperti Australia, Jepang, Singapura, Selandia Baru, Vietnam, Hongkong, Korea Selatan dan Taiwan.
Dikutip dari laman kompas.com, Sabtu (19/6/2021), pada tahun 202o lalu, sembilan negara itu awalnya disebut mampu mengatasi Covid-19 lewat tindakan agresif seperti penguncian ketat dan pelacakan kontak. Bahkan, metode tersebut kemudian sering kali direplikasi oleh negara-negara seluruh dunia.
Bahkan pada awal pandemi, kasus Covid-19 di sembilan negara ini terbilang relatif rendah. Dimana, terhitung bahwa kasus di Korea Selatan 149.191 kasus Covid-19, Jepang 777.979 kasus, Tawian 13.241 kasus, Hong Kong 11.880 kasus, dan Vietnam 11.304 kasus.
Kemudian, kasus Covid-19 di Singapura yakni sebanyak 62.315 kasus, Australia 30.286 kasus dan Selandia Baru paling rendah 2.711 kasus. Diketahui, ada beberapa langkah yang telah dilakukan oleh negara-negara tersebut. Untuk langkah yang pertama yakni dengan menutup perbatasan. Dimana sebagian besar negara itu merupakan kepulauan sehingga kontrol ketat wilayahnya relatif mudah.
Negara Australia terbilang menjadi negara yang paling ketat mengontrol perbatasan. Negara itu bahkan turut melarang warganya yang berada di luar negeri untuk kembali lantaran dikhawatirkan membawa virus. Apabila mendeteksi ada kasus baru, Australia langsung melakukan pelacakan kontak (tracing) demi mencegah penularan.
Di samping itu, Australia juga sempat menerapkan kebijakan baru berupa karantina wilayah yang ketat di ibu kota negara bagian. Bahkan sekalipun di wilayah itu hanya ditemukan adanya satu kasus yang terinfeksi virus Covid-19.
Selanjutnya di negara Singapura juga melakukan antisipasi yang ketat penularan Covid-19. Di negara ini diketahui mempunyai sistem pengawasan polisi yang sangat mumpuni sehingga efektif dalam memutus rantai penularan dengan cepat. Sementara di Selandia Baru sendiri turut memberlakukan penguncian yang ketat sehingga menjadi negara yang bebas Covid-19.
Namun, siapa sangka jika keberhasilan negara-negara tersebut dalam menghadapi pandemi Covid-19 justru membuat mereka lengah. Sehingga, sejumlah kebijakan pelonggaran yang teralu dini pun akhirnya diterapkan. Seperti misalnya yang terjadi pada Australia yang turut melonggarkan kebijakan penguncian dan semua tempat ini dapat kembali ke keadaan normal.
Adapun pada Juni 2020 lalu, Selandia Baru juga mencabut hampir semua kebijakan jaga jarak sosial. Bahkan, negara-negara lain yang mengalami penurunan kasus pun mulai melonggarkan kebijakan pembatasan mereka.
Akan tetapi pada tahun kedua pandemi, 2021, negara-negara itu justru harus menghadapi varian virus yang lebih kuat sehingga menembus pertahanan yang mapan dan menciptakan wabah terburuk di beberapa negara. Sementara di bagian lain, sejumlah negara kian maju pesat dengan program vaksinasi dan mulai membuka diri lagi secara bertahap.
Sebagai contoh negara Taiwan yang ketika sedikit melonggarkan aturan karantina untuk pilot maskapai penerbangan, justru membuat wilayah itu mengalami gelombang Covid-19 yang dahsyat hingga terpuruk. Bahkan, kondisi ini terjadi juga pada Vietnam yang mengalami peristiwa serupa. Varian baru Covid-19 bergerak cepat hingga memunculkan banyak klaster.
Adapun kondisi itu terus diperburuk oleh pertemuan komunitas. Hal ini juga sama yang terjadi pada Korea Selatan dan Jepang yang mencapai puncak gelombang Covid beberapa bulan lalu.